October 26, 2011

Just a tale and a little motivation

Menurut sebuah fabel dari India kuno, seekor tikus terus-menerus merasa sedih karena takut pada kucing. Dia menemui tukang sihir. "Aku minta berubah jadi kucing," katanya.
        
"Kenapa?" 
        
"Hidupku selalu dibayang-bayangi ketakutan dimakan kucing. Lebih baik aku menjadi kucing daripada tikus."
        
Tukang sihir itu merasa kasihan pada si tikus. Ia melambaikan tongkatnya. Wuzzzz. Si tikus pun berubah menjadi seekor kucing. Dengan senang hati, kucing jelmaan tikus itu pun berlarian kesana kemari tanpa rasa takut. Beberapa hari kemudian, kucing itu menemui penyihir.
        

"Aku ingin diubah menjadi seekor anjing."
         
"Kenapa?"
         
"Sebagai kucing, aku selalu dibayang-bayangi rasa takut terhadap anjing. Di mana aku berada, anjing-anjing itu selalu mengejarku. Oh penyihir, ubahlah aku jadi seekor anjing."
         
Sekali lagi si penyihir itu merasa kasihan. Maka ia melambaikan tongkatnya. Wuzzzz. Si kucing dalam sekejap menjadi seekor anjing. Anjing jelmaan kucing itu pun berlari kesana kemari tanpa rasa takut. Kemudian menghilang di semak rerimbunan semak.
         
Hanya 3 hari ia sanggup menjalani peran sebagai anjing. Pada hari ke-4 ia menjumpai si penyihir sambil mengeluh."Aku tak mau jadi anjing, aku tak mau jadi anjing," katanya berulang-berulang. "Wahai penyihir yang baik, tolonglah aku. Aku tak mau menjadi anjing."
         
"Mengapa?" Tanya si penyihir.
         
"Sebagai anjing, aku selalu takut pada manusia. Aku harus selalu menngabdi dan setia pada manusia, walaupun mereka sering memukulku."
         
"Lantas, apa maumu?"
         
"Wahai penyihir, jadikanlah aku seorang manusia."
         
Si penyihir pun melambaikan tongkatnya untuk kesekian kalinya. Wuzzzz. Dan anjing itupun menjelma menjadi seorang putri yang cantik jelita. Sang putri tersenyum bangga. Tanpa mengucapkan terimakasih, dia berlalu dan menjalani kehidupannya sebagai seorang manusia. Namun seminggu kemudian, sambil menangis sang putri kembali menjumpai sang penyihir.
         
"Ada apa Tuan Putri?" Tanya sang penyihir.
         
"Ternyata tidak enak menjadi seorang manusia. Aku harus selalu memakai otakku. Aku tidak boleh menggigiti segala sesuatu yang aku mau, dan aku selalu takut pada tikus-tikus yang setiap malam masuk ke kamarku. 
         
Si penyihir itu berpikir sejenak. Lalu ia melambaikan tongkatnya sekali lagi. Wuzzzz. Sang putri pun menjelma menjadi seekor tikus lagi. Tukang sihir berkata, "Apapun yang kulakukan tak bisa membantumu, karena kau berhati tikus."


http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSTUbWhv1MKrdLjXUs762ZghEbsqkRnK0GvB8GRz2nOruzEpaH-Fw
Tak masalah Anda dilahirkan sebagai siapa, tidak masalah apa latar belakang Anda, atau pendidikan Anda, yang paling penting adalah berikan yang Anda mampu. Jangan meminta lebih, jika Anda memang tidak mampu menyelesaikan perkara-perkara yang lebih besar. Setiap peran, setiap posisi memiliki kesulitannya masing-masing. Dan setiap kesulitan yang kita hadapi, tidak akan pernah melebihi kemampuan kita. Jika Anda tidak bisa menyelesaikan perkara-perkara kecil, jangan meminta tanggung jawab atau peran yang lebih besar, karena Anda tidak akan mampu bertahan.Just be grateful!

2 comments:

  1. Love this!!!


    "Tak masalah Anda dilahirkan sebagai siapa, tidak masalah apa latar belakang Anda, atau pendidikan Anda, yang paling penting adalah berikan yang Anda mampu. Jangan meminta lebih, jika Anda memang tidak mampu menyelesaikan perkara-perkara yang lebih besar. Setiap peran, setiap posisi memiliki kesulitannya masing-masing. Dan setiap kesulitan yang kita hadapi, tidak akan pernah melebihi kemampuan kita. Jika Anda tidak bisa menyelesaikan perkara-perkara kecil, jangan meminta tanggung jawab atau peran yang lebih besar, karena Anda tidak akan mampu bertahan."

    ReplyDelete
  2. keren ...

    ummm.. liat blog ku yaa ..
    ada sesuatu untuk kamu :)
    http://irasicipit.blogspot.com/2011/11/11-kutu-blog.html

    ReplyDelete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...