Menurut sebuah fabel dari India kuno, seekor tikus terus-menerus merasa sedih karena takut pada kucing. Dia menemui tukang sihir. "Aku minta berubah jadi kucing," katanya.
"Kenapa?"
"Hidupku selalu dibayang-bayangi ketakutan dimakan kucing. Lebih baik aku menjadi kucing daripada tikus."
Tukang sihir itu merasa kasihan pada si tikus. Ia melambaikan tongkatnya. Wuzzzz. Si tikus pun berubah menjadi seekor kucing. Dengan senang hati, kucing jelmaan tikus itu pun berlarian kesana kemari tanpa rasa takut. Beberapa hari kemudian, kucing itu menemui penyihir.
"Aku ingin diubah menjadi seekor
anjing."
"Kenapa?"
"Sebagai kucing, aku selalu
dibayang-bayangi rasa takut terhadap anjing. Di mana aku berada, anjing-anjing
itu selalu mengejarku. Oh penyihir, ubahlah aku jadi seekor anjing."
Sekali lagi si penyihir itu merasa
kasihan. Maka ia melambaikan tongkatnya. Wuzzzz. Si kucing dalam sekejap
menjadi seekor anjing. Anjing jelmaan kucing itu pun berlari kesana kemari
tanpa rasa takut. Kemudian menghilang di semak rerimbunan semak.
Hanya 3 hari ia sanggup menjalani peran
sebagai anjing. Pada hari ke-4 ia menjumpai si penyihir sambil
mengeluh."Aku tak mau jadi anjing, aku tak mau jadi anjing," katanya
berulang-berulang. "Wahai penyihir yang baik, tolonglah aku. Aku tak mau
menjadi anjing."
"Mengapa?" Tanya si penyihir.
"Sebagai anjing, aku selalu takut
pada manusia. Aku harus selalu menngabdi dan setia pada manusia, walaupun
mereka sering memukulku."
"Lantas, apa maumu?"
"Wahai penyihir, jadikanlah aku
seorang manusia."
Si penyihir pun melambaikan tongkatnya
untuk kesekian kalinya. Wuzzzz. Dan anjing itupun menjelma menjadi seorang
putri yang cantik jelita. Sang putri tersenyum bangga. Tanpa mengucapkan
terimakasih, dia berlalu dan menjalani kehidupannya sebagai seorang manusia.
Namun seminggu kemudian, sambil menangis sang putri kembali menjumpai sang
penyihir.
"Ada apa Tuan Putri?" Tanya sang
penyihir.
"Ternyata tidak enak menjadi seorang
manusia. Aku harus selalu memakai otakku. Aku tidak boleh menggigiti segala
sesuatu yang aku mau, dan aku selalu takut pada tikus-tikus yang setiap malam
masuk ke kamarku.
Si penyihir itu berpikir sejenak. Lalu ia
melambaikan tongkatnya sekali lagi. Wuzzzz. Sang putri pun menjelma menjadi
seekor tikus lagi. Tukang sihir berkata, "Apapun yang kulakukan tak bisa
membantumu, karena kau berhati tikus."
Tak masalah Anda dilahirkan sebagai siapa,
tidak masalah apa latar belakang Anda, atau pendidikan Anda, yang paling
penting adalah berikan yang Anda mampu. Jangan meminta lebih, jika Anda memang
tidak mampu menyelesaikan perkara-perkara yang lebih besar. Setiap peran,
setiap posisi memiliki kesulitannya masing-masing. Dan setiap kesulitan yang
kita hadapi, tidak akan pernah melebihi kemampuan kita. Jika Anda tidak bisa
menyelesaikan perkara-perkara kecil, jangan meminta tanggung jawab atau peran
yang lebih besar, karena Anda tidak akan mampu bertahan.Just be grateful!
Love this!!!
ReplyDelete"Tak masalah Anda dilahirkan sebagai siapa, tidak masalah apa latar belakang Anda, atau pendidikan Anda, yang paling penting adalah berikan yang Anda mampu. Jangan meminta lebih, jika Anda memang tidak mampu menyelesaikan perkara-perkara yang lebih besar. Setiap peran, setiap posisi memiliki kesulitannya masing-masing. Dan setiap kesulitan yang kita hadapi, tidak akan pernah melebihi kemampuan kita. Jika Anda tidak bisa menyelesaikan perkara-perkara kecil, jangan meminta tanggung jawab atau peran yang lebih besar, karena Anda tidak akan mampu bertahan."
keren ...
ReplyDeleteummm.. liat blog ku yaa ..
ada sesuatu untuk kamu :)
http://irasicipit.blogspot.com/2011/11/11-kutu-blog.html